Seorang debater kristen odong-odong berinisial Theos Anner menulis begini:
MUSLIM BERPENDAPAT TAURAT ITU PALSU!
PADAHAL YANG DIDENGAR OLEH MUHAMMAD SAW WAKTU BELIAU MASIH HIDUP JUGA TAURAT.
Pertanyaan: YANG DIBACA ATAU DIDENGAR NABI MUHAMMAD SAW DI DALAM KETERANGAN HADIST SAHIH BERIKUT INI TAURAT ASLI ATAU PALSU?
Hadits Sahih Bukhari 6336: Telah menceritakan kepada kami Ismail bin Abdullah telah menceritakan kepadaku Malik dari Nafi dari Abdullah bin Umar radliallahu anhuma, bahwasanya ia menuturkan; orang-orang Yahudi mendatangi Rasulullah Shallallahu'alaihiwasallam dan mengisahkan bahwa ada seorang laki-laki dari mereka dan seorang wanita melakukan perzinahan.Rasulullah bertanya:"Bagaimana yang kalian dapatkan dalam Taurat tentang hukuman rajam?" Mereka menjawab, "Kami sekedar membongkar kejahatannya di depan umum dan mereka didera."Serta merta Abdullah bin Salam berdiri dan mengatakan: "Kalian semua bohong, dalam (Taurat) ada hukuman rajam." Maka mereka membawa Taurat dan membagikannya diantara hadirin.Salah seorang diantara mereka berusaha menutup-nutupi ayat rajam dengan tangannya sehingga ia baca sebelum dan sesudahnya. Dengan tegas Abdullah bin Salam menegur, "Angkat tanganmu!" ia pun mengangkat tangannya. Ternyata di sana terdapat ayat hukum rajam. Mereka menjawab, "Benar engkau ya Muhammad, sungguh dalam isinya terdapat hukum rajam." Maka Rasulullah memerintakan keduanya untuk dirajam, dan diberlakukanlah hukuman tsb. Dan kulihat si laki-laki berusaha membungkuk ke arah si wanita untuk melindunginya dari lemparan batu.
Hadits Sahih Bukhari 6987: Telah menceritakan kepada kami Muhammad bin Basyar telah menceritakan kepada kami Utsman bin Umar telah mengabarkan kepada kami Ali bin Mubarak dari Yaya bin Abu Katsir dari Abu Salamah dari Abu Hurairah berkata,"Ahli kitab membaca Taurat dengan bahasa Ibrani, dan mereka menafsirkannya dengan bahasa Arab untuk pemeluk Islam." Spontan Rasulullah Sallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Jangan kalian membenarkan ahli kitab dan jangan pula mendustakan mereka, katakan saja: "Kami beriman kepada Allah dan apa yang diturunkan.
[Sumber: www.lidwa.com]
Pertayaan bagus di atas saya jawab begini:
Riwayat di atas sesungguhnya menjelaskan dengan sendirinya makna kualitatif firman Allah SWT berikut ini:
"Hai Ahli Kitab, sungguh telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan kepada kamu banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan dan (pula yang) dibiarkannya. Sungguh telah datang kepada kamu cahaya dari Allah dan Kitab yang terang." (QS. Al-Maaidah: 15).
Perhatikan kata "dibiarkannya" dalam ayat tsb, lalu coba fahami sendiri bagaimana kata itu terhubung dengan Hadits Bukhari 6336 & 6987.
Sekedar illustrasi, itu pun jika anda masih pura-pura bingung menyangkut "keaslian" Taurat (termasuk Zabur dan Injil), sebagaimana penjelasan berikut:
Bahwa Al-Qur'an mengandung unsur Taurat, Zabur dan Injil, bagi setiap muslim bukanlah hal yang mengherankan. Tetapi harap digarisbawahi bahwa itu bukan berarti bahwa umat Islam meyakini Nabi Muhammad saw telah memasukkan unsur-unsur tsb ke dalam Al-Qur'an. Umat Islam mengerti dengan baik bahwa sejatinya yang memasukkan unsur-unsur Taurat, Zabur dan Injil ke dalam Al-Qur'an adalah Allah SWT sendiri melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
Adanya persamaan ayat-ayat antara Al-Qur'an dengan ketiga kitab pendahulunya tentu saja tidak dapat diartikan sebagai bukti bahwa Al-Qur'an menjiplak ketiga kitab sebelumnya. Tetapi sebaliknya, justru merupakan bukti bahwa ayat-ayat dimaksud berasal dari sumber yang sama, yaitu Allah SWT.
Dengan demikian, tentu saja yang tertulis di dalam Al-Qur'an adalah firman Allah SWT yang sebenarnya, yang tidak pernah (berhasil) diubah oleh siapa pun, termasuk oleh umat Yahudi yang diam-diam telah melakukan hal tsb pada tiga kitab sebelumnya.
Dengan kata lain, Al-Qur'an adalah kitab wahyu Allah SWT (yang pernah diwahyukan) kepada para nabi terdahulu, yang kemudian diwahyukan kembali oleh Allah SWT kepada Nabi Muhammad saw. Karenanya, segala keterangan menyangkut kitab-kitab terdahulu itu pun dengan sendirinya dianggap telah termaktub dalam Al-Qur'an.
Adapun yang dimaksud dengan Taurat, Zabur dan Injil di sini tentu saja bukan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama dalam alkitab milik umat Kristen seperti sekarang ini. Alkitab yang ada dewasa ini sudah tidak asli lagi karena sudah dikotori oleh tangan-tangan jahil manusia yang menuliskan buah pikirannya sendiri tetapi mengaku bahwa apa yang ditulisnya itu berasal dari Allah.
Tentang kitab Taurat, Zabur dan Injil ini, Rasulullah berpesan agar kita jangan percaya, atau menolak keseluruhan isinya. Wasiat beliau ini mengisyaratkan bahwa kitab-kitab tsb masih mengandung kebenaran ilahiah, walau pun hanya sedikit.
Ayat-ayat yang masih benar dan (boleh dianggap) asli pada umumnya adalah ayat-ayat yang sesuai dan tidak bertentangan dengan ayat-ayat Al-Qur'an seperti contohnya dalam Kitab Ulangan 6:4 yang menjelaskan tentang keesaan Tuhan, atau kitab Yohanes 8: 5-7 tentang hukum rajam. Sedangkan kitab Roma 10:9 tulisan Paulus misalnya, yang menyatakan bahwa Allah telah membangkitkan Yesus sebagai Tuhan, tidak dapat diterima oleh umat Islam karena jelas-jelas bertentangan dengan Al-Qur'an.
Tentang mana ayat yang benar, mana yang tidak benar, mana yang ditambah, dikurangi, dirobah dan lain sebagainya, itulah sesungguhnya yang menjadi tugas para Kristolog dalam rangka membuktikan kebenaran Al-Qur'an. Sebab dengan ditemukannya sedemikian banyak kesalahan, pertentangan, kekeliruan, penambahan, pengurangan dan berbagai kasus absurditas dalam Alkitab justru semakin menunjukkan dan menambah keyakinan akan kebenaran Al-Qur'an sebagai kitab wahyu Allah yang sebenarnya.
Al-Qur'an menginformasikan bahwa kitab-kitab wahyu sebelumnya (Taurat, Zabur dan Injil), sudah tidak suci lagi karena ayat-ayat Tuhan di dalamnya telah dirobah oleh tangan-tangan jahil manusia tidak bertanggungjawab.
"Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya, "Ini dari Allah", karena mereka hendak memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu" (QS. Al-Baqarah: 79).
Karena itu, Al-Qur'an sebagai kitab pengganti sekaligus penyempurna kitab-kitab terdahulu dijamin keasliannya sepanjang zaman oleh Allah SWT.
"Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur'an dan sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya." (QS. Al-Hijr: 9).
Dalam hal ini, Al-Qur'an berfungsi sebagai kitab pengganti untuk menguji ayat-ayat yang telah dirobah tsb.
"Sesungguhnya Al-Qur'an ini menjelaskan kepada Bani Israel sebagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangnya." (QS. An-Naml: 76).
Oleh karena itu tak heran apabila terdapat beberapa persamaan antara Al-Qur'an dengan Taurat, Zabur, dan Injil. Sebab seperti dijelaskan sebelumnya, kebenaran dalam kitab-kitab tsb telah diwahyukan kembali oleh Allah SWT ke dalam Al-Qur'an. Bahkan dengan beberapa keterangan menyangkut "nasib" kitab-kitab tsb setelah ditinggal wafat oleh masing-masing nabi yang mewariskannya.
Berikut ini adalah sebagian dari penjelasan Al-Qur'an tentang kebenaran wahyu Allah dalam kitab-kitab terdahulu yang disembunyikan:
"Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya tatkala mereka berkata: "Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia". Katakanlah, "Siapa yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya. Padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui?" (QS. Al-An'aam: 91).
Maka Nabi Muhammad diutus Allah untuk menjelaskan isi Alkitab yang disembunyikan tsb, sebagaimana dimaksud dalam QS. Al-Maidah: 15 di atas. Nabi Musa alaihissalam dengan Tauratnya dan Nabi Isa alaihissalams dengan Injilnya adalah nabi-nabi khusus untuk Bani Israel saja.
"Dan Kami jadikan Al Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil." (QS. As-Sajdah: 23).
"Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil." (QS. Az-Zukhruf: 59).
Al-Qur'an sebagai kitab suci pamungkas diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, untuk seluruh alam semesta, termasuk orang-orang sebelumnya (pengikut Nabi Isa as).
"Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya? Katakanlah. "Datangkanlah keterangan-keterangan kamu. Al-Qur'an ini adalah pengajaran bagi orang-orang yang bersamaku dan pengajaran bagi orang-orang sebelumku". Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui kebenaran, karena itu mereka berpaling." (QS. Al-Anbiyaa': 24).
"Dan tiadalah ia (Al-Qur'an) melainkan pengajaran untuk semesta alam."
(QS. Al-Qalam: 52 & At-Takwiir: 27).
"Dan Al-Qur'an ini diwahyukan kepadaku (Muhammad), supaya dengannya (Al-Qur'an itu) aku memberi peringatan kepada kamu dan kepada orang-orang yang sampai (Al-Qur'an) kepadanya."
(QS. Al-An'aam: 19).
Dari sedikit penjelasan di atas, maka gugatan beberapa debater kristen bahwa umat Islam telah mengingkari firman Allah SWT sebagaimana tertulis dalam surah Yunus berikut sama sekali salah alamat.
"Tidaklah mungkin Al Qur'an ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Qur'an itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam." (QS. Yunuis: 37)
Membenarkan kitab-kitab terdahulu dalam ayat di atas bukan harus dimaknai sebagai pengakuan bahwa Taurat yang dicomot oleh Bapak Moyang Kristen dari umat Yahudi lalu disisipkan ke dalam kitab Kristen sebagai "kitab kadaluwarsa" seperti sekarang ini benar berasal dari Allah, melainkan sebagai PANGAKUAN IMAN setiap muslim bahwa Allah BENAR-BENAR pernah menurunkan kitab-kitab bernama Taurat, Zabur dan Injil selain Al-Qur'an.
Dengan demikian, kata "membenarkan" di atas TIDAK BOLEH DIARTIKAN sebagai pengakuan bahwa umat muslim harus menerima Taurat yang ada sekarang ini sebagai kitab yang benar-benar murni berisi firman Allah.
Kenapa? Karena Al-Qur'an sendiri menyiratkan bahwa ayat-ayat suci Tuhan di dalam kitab-kitab tsb telah bercampur baur dengan tulisan tangan manusia yang mencurahkan buah pikirannya sendiri, tapi mengaku bahwa apa yang ditulisnya itu adalah firman Tuhan.
Salahsatu contoh kasus fatal dari campur tangan manusia yang sangat merendahkan kuasa Tuhan -- karena mustahil tuhan mengajarkan hal-hal bodoh kepada umat manusia -- dapat dilihat di sini.
[Sumber: Gus Mendem Menjawab Fitnah]
0 Comments