Sungguh kenikmatan-kenikmatan dalam al jannah tidak akan dicapai oleh indera manusia. Belum pernah dilihat oleh penglihatan siapa pun, belum pernah didengar oleh pendengaran siapa pun, dan belum pula terbetik dalam hati siapa pun.
Demikianlah yang dikhabarkan Baginda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi  wasallam dalam hadits yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah  radhiallahu ‘anhu:
“Allah berfirman (artinya): ”Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku  yang shalih (kenikmatan Al jannah) yang belum pernah dilihat mata,  didengar telinga, serta terlintas di hati manusia. (HR. Muslim no. 2824)
Para pembaca yang mulia, pada edisi ke 2 th. ke 5, 1427, telah kami  angkat sebuah tema tamasya ke surga, maka edisi kali ini akan  melanjutkan tamasya kita untuk menikmati keindahan sifat-sifat penghuni  al jannah (surga).
Sungguh kenikmatan-kenikmatan dalam al jannah tidak akan dicapai oleh  indera manusia. Belum pernah dilihat oleh penglihatan siapa pun, belum  pernah didengar oleh pendengaran siapa pun, dan belum pula terbetik  dalam hati siapa pun. Demikianlah yang dikhabarkan Baginda Nabi Muhammad  shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang diriwayatkan shahabat Abu  Hurairah radhiallahu ‘anhu:
“Allah berfirman (artinya): ”Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku  yang shalih (kenikmatan Al jannah) yang belum pernah dilihat mata,  didengar telinga, serta terlintas di hati manusia. (HR. Muslim no. 2824)
Kenikmatan-kenikmatan itu menggambarkan, rahmat Allah subhanahu  wata’ala itu betapa luas tanpa batas, bagaikan hamparan tiada bertepi.  Yang Allah subhanahu wata’ala sedialam bagi hamban-hamba-Nya yang  shalih. Tapi itu bukan semata-mata hasil amal shalih yang dilakukan oleh  seorang hamba, sekalipun ia seorang nabi. Bahkan Nabi Muhammad  shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai Imamul Anbiya’ (pemimpin para nabi),  ia adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu al jannah, hal itu  bukan semata disebabkan amal shalih yang ia usahakan, namun berkat  rahmat Allah subhanahu wata’ala.
فَإِنَّهُ لَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ أَحَدًا عَمَلُهُ قَالُوا وَلاَ  أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ  يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ
“Sungguh bukanlah seseorang itu masuk al jannah karena amalannya.  Para shahabat bertanya: “Demikian juga engkau wahai Rasulullah  shalallahu ‘alaihi wasallam Beliau berkata: “Demikian juga saya,  melainkan Allah subhanahu wata’ala melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. (HR.  Al Bukhari no. 6463 dan Muslim no. 2816)
Ciri Fisik Penghuni Al Jannah
Penghuni al jannah memiliki ciri-ciri khusus. Diantaranya;
Berperawakan seperti Adam. Dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu  ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ وَطُولُهُ  سِتُّونَ ذِرَاعًا فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ بَعْدَهُ حَتَّى  اْلآنَ
“Maka setiap orang yang masuk al jannah wajahnya seperti Adam dan  tingginya 60 hasta, setelah Adam manusia terus mengecil hingga sampai  sekarang.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Berusia masih muda. Dari shahabat Syahr bin Husyab radhiallahu ‘anhu,  Rasulullah bersabda:
يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا مُكَحَّلِينَ  أَبْنَاءَ ثَلاَثِينَ أَوْ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ سَنَةً
“Penghuni al jannah akan masuk ke dalam al jannah dengan keadaan  rambut pendek, jenggot belum tumbuh, mata bercelak, dan berusia tiga  puluh tahun atau tiga pulu tiga tahun.” (HR. At Tirmidzi no. 2468,  dihasankan Asy Syaikh Al Albani. Keraguan ini berasal dari perawi, namun  dalam riwayat Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Ath Thabarani dan Al Baihaqi  dengan riwayat tegas tanpa ada keraguan yaitu berusia 33 tahun. Lihat  Tuhfatul Ahwadzi 7/215)
Orang Yang Pertama Mengetuk Pintu Al Jannah
Orang pertama kali yang mengetuk pintu al jannah, lalu membukanya dan  kemudian memasukinya adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam.  Dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu  ‘alaihi wasallam bersabda:
أَنَا أَكْثَرُ اْلأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَنَا  أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ
“Saya adalah orang yang paling banyak pengikutnya pada Hari Kiamat  dan saya adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu Al Jannah.” (HR.  Muslim no. 196)
Masih dari shahabat Anas bin Malik namun dalam riwayat At Tirmidzi,  dengan lafadz:
“Saya adalah orang yang pertama kali keluar jika mereka dibangkitkan.  Saya adalah orang pertama kali bicara, jika mereka diam. Saya adalah  pemimpin mereka, jika mereka dikirim. Saya adalah pemberi syafaat kepada  mereka, jika mereka tertahan. Saya adalah pemberi berita gembira, jika  mereka putus asa. Panji pujian ada digenggaman tanganku. Kunci-kunci al  jannah ada ditanganku. Saya adalah keturunan Adam yang paling mulia di  sisi Rabb-ku dan tidak ada kebanggaan melebihi hal ini. Saya dikelilingi  seribu pelayan setia laksana mutiara yang tersimpan.”
Ciri-Ciri Umat Yang Pertama Kali Masuk Al Jannah
Sekalipun umat Islam ini adalah umat terakhir, namun Allah subhanahu  wata’ala (dengan rahmat-Nya yang luas) memilihnya sebagai umat yang  pertama kali masuk al jannah. Dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu  ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
نَحْنُ اْلآخِرُونَ اْلأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ  مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ  قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ
“Kita adalah umat terakhir namun paling awal pada hari kiamat. Kita  adalah umat yang pertama kali masuk al jannah, meskipun mereka diberi  kitab sebelum kita, dan kita diberi kitab sesudah mereka.” (HR. Muslim  no. 855)
Selain itu, Allah subhanahu wata’ala pun menampilkan umat Islam  dengan penampilan yang amat indah. Masih dari shahabat Abu Hurairah  radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ  لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ  دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً
“Rombongan pertama yang masuk Al Jannah laksana bulan purnama,  sedangkan rombongan berikutnya bagaikan bintang yang paling berkilau di  langit.” (HR. Al Bukhari no. 3327, Muslim no. 2824)
Orang Fakir Miskin Lebih Dahulu Masuk Al Jannah
Lalu siapakah diantara umat Islam yang pertama kali masuk al jannah?  Hal yang sama pernah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tanyakan  kepada para shahabatnya. Seraya mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya  yang lebih tahu.” Barulah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam  menjelaskan: “Mereka adalah kaum faqir Muhajirin yang terlindungi dari  hal-hal yang dibenci. Salah seorang dari mereka meninggal dunia  sementara kebutuhannya masih ada di dadanya namun ia tidak mampu  menunaikannya. Para Malaikat berkata: ” Ya Rabb-kami, kami adalah para  malaikat-Mu, penjaga-Mu, dan penghuni langit-Mu, janganlah Engkau  dahulukan mereka daripada kami memasuki jannah-Mu! Allah subhanahu  wata’ala berfirman: “Mereka adalah hamba-hamba-Ku yang tidak  menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Mereka terlindungi dari hal-hal  yang dibenci. Ada salah seorang diantara mereka meninggal dunia  sementara kebutuhannya masih ada di dadanya yang tidak mampu ia  tunaikan. Mendengar jawaban Allah seperti itu, para malaikat segera  masuk ketempat mereka dari semua pintu seraya berkata,” Salam sejahtera  untuk kalian atas kesabaran kalian. Ini adalah sebaik-baik tempat  tinggal.” (HR. Ahmad dan At Thabarabi, dari shahabat Abdullah bin Umar)
Sementara dalam riwayat Al Imam Muslim dan At Tirmidzi menjelaskan  selisih waktu antara rombongan orang-orang fakir dengan orang-orang kaya  masuk ke dalam al jannah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam  bersabda:
إِنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ يَسْبِقُونَ اْلأَغْنِيَاءَ يَوْمَ  الْقِيَامَةِ إِلَى الْجَنَّةِ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا
“Orang orang fakir kaum Muhajirin masuk Al Jannah mendahului  orang-orang kaya dari mereka, dengan selisih waktu 40 tahun.” (HR.  Muslim no. 2979)
Istri-istri Penghuni Al Jannah, Pesona, Ciri-Ciri Dan Kecantikannya
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan  berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir  sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam  surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan  kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk  mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di  dalamnya“. (Al Baqarah: 25)
Pada ayat di atas Allah subhanahu wata’ala memadukan antara  kenikmatan fisik berupa al jannah beserta taman-taman dan sungai-sungai  di dalamnya, dengan kebahagian jiwa berupa bidadari-bidadari sebagai  istri-istri yang suci lagi penyejuk mata bagi mereka. Dan Allah  subhanahu wata’ala memastikan bagi mereka keberlangsungan kehidupan yang  abadi tiada pernah terputus sedikitpun.
Mereka dipingit di kemah-kemah dalam keadaan putih bersih nan jelita.  Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “(Bidadari-bidadari) yang  jelita, putih bersih, dipingit dalam kemah.” (Ar Rahman: 72)
Mereka memiliki akhlak yang bagus nan indah sebagaimana kecantikan  pesona wajah-wajah mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):  “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang (berakhlak) baik-baik  lagi cantik-cantik.” (Ar Rahman: 70)
Mereka berusia sebaya, selalu tampil dalam keadaan perawan, penuh  pesona dan cinta. Allah subhanahu wata’ala berifirman (artinya): “Dan  Kami jadikan bidadari-bidadari itu perawan. Penuh cinta kasih lagi  sebaya umurnya. Kami ciptakan mereka untuk golongan kanan.” (Al Waqi’ah:  36-38)
Penghuni Yang Masuk Al Jannah Paling Akhir
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya aku tahu penghuni neraka yang paling akhir keluar dari  neraka dan penghuni al jannah yang paling akhir masuk al jannah. Dia  keluar dari neraka dengan merangkak. Allah berfirman kepadanya,  ‘Pergilah ke al jannah (surga) dan masuklah ke dalamnya!’ Orang tersebut  bergegas pergi ke jannah dan tergambar dalam pikirannya bahwa al jannah  itu telah penuh sesak. Maka ia pun kembali dan berkata kepada Allah,  ‘Wahai Rabbku, aku dapati al jannah telah penuh!’ Allah pun berfirman  kepadanya, ‘Pergilah ke al jannah dan masuklah ke dalamnya! Sesungguhnya  engkau berhak atas nikmat sebesar dunia dan sepuluh kali lipatnya.’  Orang tersebut berkata, ‘Wahai Rabbku, apakah Engkau mengejekku dan  menertawakanku, karena Engkau Sang Raja Penguasa?”
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Kulihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi  wasallam tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya.” Beliau bersabda:  “Itulah derajat penghuni al jannah yang paling rendah.” (HR. Al Bukhari  no. 6571 dan Muslim no. 186)
Penghuni Al Jannah Melihat Rabb Mereka Dengan Mata Kepalanya
Kenikmatan tertinggi di dalam al jannah adalah melihat wajah Rabbul  ‘alamin. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang  yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang  yang berbuat baik, ada pahala yang terbaikb berupa surga dan ada  tambahannya. Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula)  dengan kehinaan. Mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di  dalamnya.” (Yunus: 25-26)
Yang dimaksud dengan ada tambahannya pada ayat di atas yaitu berupa  kenikmatan melihat Allah subhanahu wata’ala. Hal ini sebagaimana yang  dijelaskan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya: “Jika  telah masuk penduduk al jannah ke dalam al jannah. Allah subhanahu  wata’ala berkata: “Apakah kalian ingin tambahan dari-Ku. Mereka seraya  menjawab: “Bukankah Engkau telah menjadikan wajah-wajah kami bercahaya?  Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam al jannah (surga) dan  menyelamatkan dari an nar (neraka). Kemudian Allah subhanahu wata’ala  membuka hijab-Nya. Maka tidaklah mereka diberi nikmat yang lebih mereka  sukai dibanding dengan melihat Allah subhanahu wata’ala. (HR. Muslim no.  181)
Akhir kata, demikianlah tamasya kita untuk menengok sebagian  keindahan para penghuni al jannah. Dengan sebuah harapan dapat mendorong  kita untuk selalu berpacu dalam beramal shalih. Tuk meraih tamasya yang  hakiki yang penuh dengan kenikmatan yang abadi. Amien, Ya Rabbal  ‘alamin.
Do’a Mohon Dimasukkan Al Jannah dan Dijauhkan dari An Naar
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah, bahwasanya Rasulullah  shalallahu ‘alaihi wasallam berdo’a:
اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ  قَوْلٍ وَعَمَلٍ, وَأَعُوذُبِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا  مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu al jannah (surga)  beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan  dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari an nar (neraka) beserta  segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan  perbuatan“. (HR. Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Ash  Shahihah no.1542)
Dikutip dari http://assalafy.org Penulis: Buletin Al Ilmu Jember,  Judul: Sifat-Sifat Penghuni Al Jannah.
Wassalam, Abu Muawiah
 





 
 
 
 



0 Comments