Apa Arti Diksi?
Pelajari 8 jenis Diksi dalam menulis berikut contohnya
Diksi mengacu pada pilihan linguistik yang dibuat seorang penulis untuk menyampaikan ide, sudut pandang, atau menarasikan sebuah cerita secara efektif. Dalam sastra, kata-kata yang digunakan oleh seorang penulis dapat membantunya membentuk ritme dan gaya yang berbeda.
Apa yang dimaksud dengan Diksi dalam tulisan?
Diksi adalah pemilihan kata yang cermat untuk mengkomunikasikan pesan atau membentuk suara atau gaya tulisan tertentu. Misalnya, bahasa kiasan yang mengalir menciptakan prosa yang penuh warna, sementara kosakata yang lebih formal dengan bahasa yang ringkas dan langsung dapat membantu menyampaikan suatu maksud.
Apa tujuan Diksi dalam sebuah penulisan?
Penulis memilih kata dan frasa tertentu tergantung pada hasil yang ingin mereka capai. Diksi berguna untuk:
Menciptakan ritme tertentu yang mendukung tujuan. Tujuan sebuah tulisan menentukan diksi. Dalam penulisan sastra dan fiksi, penulis sering menggunakan diksi informal dan kiasan — kata-kata yang digunakan untuk makna non-literal, seperti perumpamaan dan metafora. Namun, jika seorang ilmuwan menerbitkan makalah tentang penelitian mereka, bahasanya akan bersifat teknis, ringkas, dan formal, yang ditulis untuk khalayak tertentu.
Mendukung pengaturan. Dalam penulisan fiksi, bahasa yang digunakan pengarang mendukung elemen dasar cerita, seperti latar belakang. Diksi membantu menentukan kapan dan di mana sebuah cerita dibuat dengan menggunakan bahasa asli dari waktu dan tempat tersebut. Ini disebut diksi sehari-hari. Misalnya, sebuah cerita berlatar di Kota New York akan memiliki gaya bahasa yang berbeda dibandingkan dengan cerita yang terjadi di London.
Membentuk aksen dan nada naratif. Sikap seorang penulis terhadap subjek sebuah cerita muncul dari kata-kata yang mereka gunakan. Ini membantu membentuk aksen dan mempengaruhi respons emosional pembaca. Misalnya, aksen dalam novel horor akan sangat berbeda dengan novel roman.
Menghidupkan karakter. Seorang penulis dapat menceritakan banyak hal kepada pembaca tentang karakter melalui dialognya. Cara karakter menggunakan diksi mencerminkan detail pribadi seperti usia dan jenis kelamin, latar belakang sosial, dan profesi. Misalnya, karakter yang lebih muda mungkin menggunakan bahasa gaul saat mereka berbicara.
8 jenis Diksi dalam Menulis
Gaya diksi yang berbeda mempengaruhi cara pengungkapan ide yang berbeda. Ada delapan jenis diksi yang umum:
Diksi formal. Diksi formal adalah penggunaan bahasa yang canggih, tanpa bahasa gaul atau bahasa sehari-hari. Diksi formal melekat pada aturan tata bahasa dan menggunakan sintaksis yang rumit — struktur kalimat. Jenis bahasa yang ditinggikan ini sering ditemukan dalam teks profesional, dokumen bisnis, dan dokumen hukum.
Diksi informal. Diksi informal lebih bersifat percakapan dan sering digunakan dalam literatur naratif. Bahasa sehari-hari yang kasual ini mewakili cara orang berkomunikasi dalam kehidupan nyata, yang memberikan kebebasan kepada pengarang untuk menggambarkan karakter yang lebih realistis. Kebanyakan cerita pendek dan novel menggunakan diksi informal.
Diksi yang berlebihan. Ini adalah saat seorang penulis sangat detail atau akademis dalam tulisannya. Kata-kata dipilih secara khusus untuk menyampaikan hanya satu makna. Kadang-kadang digunakan dalam literatur ketika karakter berbicara dengan cara yang berpendidikan tinggi, seperti dalam The Great Gatsby karya F. Scott Fitzgerald .
Diksi sehari-hari. Kata-kata atau ungkapan sehari-hari bersifat informal dan umumnya mewakili wilayah atau waktu tertentu. “Ain't” dan “y'all” adalah contoh ekspresi sehari-hari, yang lahir di daerah pedesaan Amerika Serikat. Bahasa sehari-hari menambah warna dan realisme pada tulisan.
Diksi bahasa gaul. Ini adalah kata-kata yang berasal dari budaya atau subkelompok tertentu tetapi mendapatkan daya tarik. Slang bisa berupa kata baru, kata yang disingkat atau dimodifikasi, atau kata-kata yang memiliki arti baru. Contoh kata-kata gaul kontemporer yang umum adalah "aggro" sebagai pengganti "makin parah"; “Hip,” yang artinya trendi; dan "throw shade", yang dimaksudkan sebagai hinaan terhadap seseorang.
Diksi abstrak. Ini adalah saat penulis menggunakan kata-kata untuk mengekspresikan sesuatu yang tidak berwujud, seperti ide atau emosi. Frasa abstrak sering kali kurang detail dan spesifik karena merupakan hal-hal yang tidak dapat dialami oleh pembaca melalui panca inderanya.
Diksi konkret. Diksi konkret adalah penggunaan kata-kata untuk arti literalnya dan sering kali merujuk pada hal-hal yang menarik bagi indera. Makna tidak terbuka untuk interpretasi karena penulisnya spesifik dan rinci dalam ungkapannya. Misalnya, kalimat: "Aku makan apel".
Diksi puitis. Diksi puitis didorong oleh kata-kata liris yang berhubungan dengan tema tertentu yang tercermin dalam puisi, dan menciptakan suara yang merdu, atau harmonis. Diksi puitis biasanya melibatkan penggunaan bahasa deskriptif, terkadang diiringi irama atau sajak.
3 Contoh Diksi dalam Sastra
BERPIKIRLAH SEPERTI SEORANG PRO
Penulis yang menggunakan diksi untuk mendukung narasi dan karakter mereka secara efektif.
Mark Twain, The Adventures of Huckleberry Finn
Dalam kisah klasik Mark Twain, Huck Finn, sang narator, adalah seorang anak laki-laki berusia 13 tahun yang tumbuh di dekat Sungai Mississippi pada tahun 1800-an. Twain menggunakan diksi sehari-hari yang sangat informal dan asin untuk menetapkan karakter Finn, kemudaannya, dan latar belakangnya: “Saya memanjat gudang dan merangkak ke jendela saya tepat sebelum hari tiba. Semua pakaian baru saya berminyak dan liat, dan saya lelah sekali. ”
Jules Verne,Twenty Thousand Leagues Under the Sea
Saat Pierre Arronax memandu pembaca ke laut, ahli biologi kelautan menjelaskan lingkungannya yang berair dengan detail ilmiah: “Akhirnya, setelah berjalan dua jam, kami telah mencapai kedalaman sekitar 300 yard, artinya, batas ekstrem di mana karang mulai terbentuk. " Jules Verne menggunakan diksi bertele-tele untuk menjadikan Arronax seorang akademisi yang dapat dipercaya oleh pembaca. Pidatonya literal, konkret, dan penuh detail yang membantu menciptakan pengalaman indrawi.
Charles Dickens, A Tale of Two Cities.
Charles Dickens membuka cerita klasiknya dengan kalimat ini: “Ini adalah saat terbaik, ini adalah saat terburuk.” Ini adalah contoh diksi abstrak — garis merujuk pada pengalaman dan emosi daripada informasi konkret. Kalimat pembuka ini membangun intrik dan rasa ingin tahu, menarik pembaca untuk mencari tahu lebih lanjut.
[Sumber: MasterClass]
0 Comments