Dalam brosur “Dakwah Ukhuwah” berjudul “Membina Kerukunan Hidup Antarumat Beragama,” secara licik para misionaris mengelabui umat Islam untuk menggiring akidah agar pindah agama menjadi Kristen.
Puluhan ayat Al-Qur'an dikutip dalam brosur tersebut untuk diselewengkan kepada pengertian yang mendukung doktrin Kristen. Salah satu ayat yang menonjol dalam brosur tersebut adalah surat Az-Zukhruf :
“Dan sesungguhnya Isa itu benar-benar memberikan pengetahuan tentang Hari Kiamat, karena itu janganlah kamu ragu tentang kiamat itu dan ikutlah Aku, itulah jalan yang lurus.” (QS. Az-Zukhruf:61)
Kata “ikutlah aku, itulah jalan yang lurus” ini diselewengkan oleh misionaris sebagai ucapan Yesus sendiri yang berarti orang yang mengimani Al-Qur'an, yaitu umat Islam, harus mengikuti Yesus karena Yesus itulah jalan yang lurus (shirathal mustaqim).
Padahal “Jalan yang lurus” (sirat al mustaqim) yang dimaksud dalam ayat tersebut bukan Yesus, apalagi diartikan sebagai ajakan untuk menjadi Kristen. Sama sekali bukan!
Arti "jalan yang lurus" dalam ayat tsb adalah Tauhid. Pengertian inilah yang paling tepat, karena surat Az-Zukhruf ayat 61 itu sesungguhnya tidak berhenti sampai di situ, tapi masih ada kelanjutannya yang menerangkan ayat 61 sendiri, yaitu ayat 64:
“Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus” (QS. Az-Zukhruf: 64).
Bagaimana dengan syahadat Yesus dalam Alkitab, Islamikah ataukah Kristiani?
Para misionaris tidak perlu menggurui umat Islam untuk mengikuti jalan yang lurus. Karena umat Islam lebih tahu dan akidahnya sudah sesuai dengan ajaran para nabi Allah sejak dari Adam AS sampai Muhammad SAW, termasuk Yesus (Isa AS).
Jika para misionaris ingin mengajak umat Islam untuk menaati ajaran Yesus, pertama-tama, mari kita buktikan, siapakah yang imannya sesuai dengan ajaran Yesus?
Perhatikan sabda Yesus dalam Alkitab berikut:
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus” (Injil Yohanes 17:3).
“And this is life eternal, that they might know thee the only true God, and Jesus Christ, whom thou hast sent” (Yohanes 17:3, Alkitab King James Version 1810).
“Eternal life is to know you, the only true God, and to know Jesus Christ, the one you sent” (Yohanes 17:3, Contemporary English Version).
“And eternal life means to know you, the only true God, and to know Jesus Christ, whom you sent” (Yohanes 17:3, Today’s English Version).
“And this is life eternal, that they should know thee the only true God, and him whom thou did send, even Jesus Christ” (Yohanes 17:3, Revised Standard Version 1611).
Untuk lebih meyakinkan para pembaca, perhatikan pula ayat tersebut menurut bahasa-bahasa daerah di Indonesia:
“Ikolah iduik sajati nan kaka tu; iyolah, urang musti tawu pulo jo Bapak, hanyo Angkau sajolah Allah nan bana, urang musti tawu pulo jo Isa Almasih nan Bapak utuih” (Yohanes 17:3, Injil Baso Minang).
“Gesang sejatos inggih menika, menawi tiyang wanuh dhateng Paduka, Allah ingkang sejatos, ingkang mboten wonten tunggilipun, sarta tepang kaliyan Yésus Kristus, utusan Paduka” (Yohanes 17:3, Alkitab boso Jowo).
“Dupi hirup langgeng teh nya eta: Terang ka Ama, Allah sajati anu mung hiji, sareng ka utusan Ama, Yesus Kristus” (Yohanes 17:3, Alkitab bahasa Sunda).
“Ka'dhinto' odhi' se salerressa sareng se langgeng; sopaja oreng oneng ka Junandalem, Allah se settong sareng se salerressa, jugan oneng ka Isa Almasih se eotos Junandalem” (Yohanes 17:3, Alkitab bahasa Madura).
“Ini no tu hidop yang kekal, biar dorang tau butul-butul Tuhan cuma satu-satunya Allah yang banar, deng Yesus Kristus yang Tuhan da utus” (Yohanes 17:3, Alkitab bahasa Manado sehari-hari).
“Alai na mananda Ho, Debata na sasada i, na sintong i, dohot Jesus Kristus na sinurum, i do hangoluan na salelenglelengna” (Yohanes 17:3, Alkitab bahasa Toba, Sumut).
Pada ayat tersebut Yesus mengaku dengan jujur bahwa satu-satunya Allah yang benar adalah Allah SWT, dan dia hanya seorang utusan Tuhan. Ini berarti Yesus mengajarkan dua kalimat syahadat (syahadatain), yang jika dialihbahasakan ke dalam bahasa Arab, akan menjadi:
“Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna Isa rasuulullah.”
Sepeninggal Yesus, nabi kita Muhammad SAW juga mengajarkan dua kalimat syahadat (syahadatain) yaitu:
“Asyhadu an laa ilaaha illallah wa asyhadu anna muhammaadar rasuulullah.”
Kalimat syahadatain adalah pintu awal menjadi seorang muslim bagi seluruh manusia di dunia. Yesus mengajarkan dua kalimat syahadat, demikian pula umat Islam. Sebaliknya, umat Kristen memiliki 12 syahadat (credo) sendiri yang dikenal dengan ”12 Syahadat/Pengakuan Iman.”
Syahadat 12 ini bukan warisan Yesus, tapi hasil rumusan konsili Konstantinopel tahun 381M. (Credo Niceano-Constantinopolitanum).
Ini adalah bukti bahwa umat Islamlah yang meneruskan ajaran Yesus tersebut. Sementara umat Kristen tidak mengenal dua kalimat syahadat.
Pada ayat tesebut, sangat jelas sekali Yesus berterus terang sejujur-jujurnya bahwa satu-satunya Tuhan yang benar hanyalah Bapa (Allah SWT) dan dia hanya seorang utusan saja.
Apa yang diucapkan Yesus dalam Injil Yohanes 17:3 tadi, sama sekali tidak tidak diamalkan oleh mereka. Bahkan mereka menjadikan Yesus sebagai Tuhan atau Allah itu sendiri yang mereka sembah. Na’udzubillahimindzalik!
Ajaran dua kalimat syahadat Yesus dalam Yohanes 17:3 itu membuktikan bahwa umat Islamlah agama yang "melestarikan" ajaran Yesus bahwa satu-satunya Tuhan adalah Allah dan dia (Yesus) hanyalah seorang utusan Tuhan, bukan Tuhan maupun penjelmaan Tuhan! Sedangkan umat Kristiani menjadikan Yesus sebagai salah satu oknum Tuhan dalam doktrin Trinitas.
Jelaslah bagi kita, siapa yang lebih taat kepada syahadat warisan Nabi Isa. Jika para misionaris penulis brosur ”Dakwah Ukhuwah” itu ingin menaati ajaran Yesus, maka ajaran yang paling taat kepada syahadat Yesus adalah Islam.
Dari: H. Insan LS Mokoginta (Wencelclaus)
0 Comments