CONTOH KEDUA. Ayat kedua yang harus diperhatikan adalah dari Injil Lukas. Tempat ayat ini di Yerusalem, di mana Yesus konon berhadapan dengan sebelas orang muridnya yang masih ada, ditambah beberapa orang beriman lainnya. Pada saat itu, konon ia memerintahkan kepada mereka dalam pengertian, interpretasi, atau pemahaman yang sesungguhnya atas sabda-sabdanya dan kerasulannya di dunia ini. Waktu pertemuan ini diperkirakan Hari Minggu Paskah. Dengan mempertimbangkan konteks dan latar belakang di atas, ayat yang relevan dari Lukas dikutip di sini.
"Kemudian ia membuka pikiran-pikiran mereka untuk memahami kitab-kitab suci, dan ia berkata kepada mereka, "Demikialah yang tertulis, bahwa Sang Juru Selamat harus menderita dan bangkit dari kematian pada hari ketiga, dan bahwa pertobatan dan pengampunan dosa harus dinyatakan atas namanya bagi seluruh bangsa, dimulai dari Yerusalem. Kalian adalah saksi-saksi atas hal ini. Dan ingatlah, aku menyampaikan kepada kalian apa yang telah dijanjikan Bapa; maka tinggallah di kota ini hingga kalian diberi kekuatan dari langit." [1]
Sekali lagi, ada banyak kekurangan yang tidak jelas dalam ayat di atas. Namun lagi-agi, kekurangan itu mendasari setiap klaim atas keakuratan sejarah ayat itu. Empat kekurangan dari ayat tersebut dipresentasikan di bawah ini.
Kekurangan pertama
Kata-kata yang dinisbahkan kepada Yesus dalam ayat di atas justru dinisbahkan kepada "Yesus yang dibangkitkan". Sabda-sabda dan tindakan-tindakan yang diduga berasal dari Yesus "yang dibangkitkan" sering kali harus dipahami sebagai sabda-sabda yang didengar dan tindakan-tindakan yang dilihat dalam sebuah "penampakan". Autentisitas, klredibilitas, dan reliabilitas kesejarahan kesaksian atas "penampakan" semacam ini harus didekati dengan takaran skeptisisme yang sehat.
Kata-kata yang dinisbahkan kepada Yesus dalam ayat di atas justru dinisbahkan kepada "Yesus yang dibangkitkan". Sabda-sabda dan tindakan-tindakan yang diduga berasal dari Yesus "yang dibangkitkan" sering kali harus dipahami sebagai sabda-sabda yang didengar dan tindakan-tindakan yang dilihat dalam sebuah "penampakan". Autentisitas, klredibilitas, dan reliabilitas kesejarahan kesaksian atas "penampakan" semacam ini harus didekati dengan takaran skeptisisme yang sehat.
Kekurangan kedua
Murid-murid Yesus sebenarnya sangat ragu-ragu untuk mendekati orang-orang non-Yahudi, dan cenderung tidak mau memasukkan mereka yang bukan tari "tanah Israel". [2] Dalam hal ini, berguna untuk sekali lagi mencatat ayat dari Kitab Perbuatan berikut, yang dengan jelas menyatakan posisi "gereja" awal di Yerusalem, yang "anggota-anggotanya" termasuk murid-murid Yesus yang orisinal.
Murid-murid Yesus sebenarnya sangat ragu-ragu untuk mendekati orang-orang non-Yahudi, dan cenderung tidak mau memasukkan mereka yang bukan tari "tanah Israel". [2] Dalam hal ini, berguna untuk sekali lagi mencatat ayat dari Kitab Perbuatan berikut, yang dengan jelas menyatakan posisi "gereja" awal di Yerusalem, yang "anggota-anggotanya" termasuk murid-murid Yesus yang orisinal.
Kini mereka telah terpecah-belah karena penyiksan yang terjadi atas Stefen yang telah menempuh perjalanan sejauh Phonenisia, Cyprus, dan Antiokia, dan mereka tidak mengatakan sepatah kata pun kecuali kepada orang-orang Yahudi. [3]
Kekurangan ketiga
Selain kekurangan-kekurangan di atas, laporan Lukas juga dikaitkan dengan pernyataan yang berkenaan dengan dugaan penyaliban dan kebangkitan-kembali Yesus, yang ditunjukkan baik oleh injil apokrif maupun injil kanonik, mungkin sebenarnya tidak pernah terjadi. [4] Hal ini menimbulkan beberapa keprihatinan tambahan mengenai kecermatan historis ayat Lukas yang dipersoalkan ini.
Kekurangan keempatPenuturan Lukas bukanlah pengabsahan mutlak atas kerasulan universal. Namun, jika dipertimbangkan pada dataran nilai, laporan Lukas paling-paling merupakan pengabsahan bersyarat atas kerasulan universal. Orang-orang Kristen, yang berusaha menggunakan ayat ini sebagai penugasan atas kerasulan universal, terlalu sering mengabaikan sifat bersyarat dari pernyataan dalam Lukas ini. Bagaimanapun, ayat itu dengan jelas menyatakan bahwa : (A) kenabian dimulai di Yerusalem; (B) kenabian tetap dipusatkan di Yerusalem hingga Yesus memberikan "kepadamu apa yang telah dijanjikan Bapak" dan hingga "engkau diberi kekuatan dari langit"; dan (C) hanya setelah syarat-syarat dalam "B: dipenuhi, maka kerasulan harus dikembangkan dari Yerusalem ke "seluruh bangsa".
Sederhananya, misi dan kerasulan harus dibatasi pada "domba-domba yang tersesat dari tanah Israel", hingga saat seperti "apa yang telah dijanjikan Bapa" telah dipenuhi, dan "engkau diberi kekuatan dari langit". Apakah yang Allah janjikan untuk dikirim? Apakah yang dimaksud "kekuatan dari langit" ini? Interpretasi Kristen tradisional menyatakan bahwa ia adalah turunnya Roh Kudus pada saat Pantekosta. Jika interpretasi tersebut diterima, maka syarat tersebut telah dipenuhi pada saat Pantekosta, hanya 50 hari setelah peristiwa-peristiwa yang digambarkan dalam ayat Lukas di atas. Namun demikian, ada banyak alasan yang tepat dan memadai untuk meragukan interpretasi ini, dan pernyataan-pernyataan yang dicatat di tempat lain dalam kitab Perjanjian baru betul-betul menolak interpretasi semacam ini. -- (Bersambung)
CATATAN KAKI1. Lukas 24:45-49.
2. Perbuatan 11:1-18; 15:1-5; 21:17-26; Orang-orang Galatia 2:1-9.
3. Perbuatan 11:19.
4. Lihat kembali "Bantahan-bantahan Penyaliban Yesus"
0 Comments